Thursday, July 29, 2010

PELAN

pelan nya bermula begini
dan akhirnya berakhir pula begitu......

penat nya merancang pelan dan menjalankan serta melaksanakan pun, lagi lah penat!

marah?kecewa?terkejut? sedih? gembira? bersyukur?

ENTAH.

yang pastinya, kadang2 rasa susah mahu TERIMA pelan yang Allah rancangkan untuk kita.

KENAPA?

ya, seringkali di projection kan di minda,kan...

why and why it did not happened the way I want it to happen???

hurm.

  • sebab ur NOT Allah?
  • sebab kita x boleh control pon what will happen, hanya Allah lah yang punya rahsia terhadap apa yang sudah termaktub di Loh Mahfuz..?
  • sebab apa yang kita rasa bagus utk kita, tak semestinya pada pandangan Allah, bagus untuk kita sebab Dia yang menciptakan kita SO Allah TAHU apa yang TERBAIK utk kita.....

Jadi, lain kali, bila the unexpected happened,
JGN marah, jgn sedih, jgn mengamuk, pissed off dan sebagainya perkara di luar dugaan yg mampu dilakukan..
JGN.......
PLEASE JUST istigfar byk2.

itu pun kalo yang unexpected tuh is something which is NOT an advantage to u.

if the unexpected gives an advantage to u?????
Ha, sure suka ekh?
sikit pun tak marah,ngamuk or sedih!
sikit pun tak rasa yang, owh yeah, Allah; your plan in THE BEST!

either yang expected atau tidak.. and especially yang tak expected tuh BAIK OR TAK untuk you! TOLONG lah bersangka baik dgn Allah :)

ok?
;)

Thursday, July 22, 2010

persimpangan


its always easy and a pleasure, to write about someone you love.... Prof Hatta.

zahirnya sama saja seperti mereka
Ada telinga, mata dan serba cukup anggota
namun masih ada yang janggal di mata
seolah-olah tak pernah ku bersua
seorang hambaNya yang begitu mempesona,
zahir dan batinnya.

Ah, apa kah ini, Tuhan?

Diakah yang kau ciptakan di lintasan takdirku?
perlukah aku genggam yang terzahir ini,
di kala sepertiga malam dalam doaku?
Tapi, siapalah aku di matanya?
Aku hanyalah aku...
Yang penuh keinginan setinggi gunung, penuh kemahuan seluas lautan.
Bisa saja terbabas dari apa yang menjadi jangkauan.
atau barangkali sudah ada yang terisi di takhtanya
Ah, sejujurnya, ada saja yang lebih layak, Ya Allah.
Aku terima, namun tetap cemburu.
Cemburunya aku dengan semua yang memiliki si dia......
yang berzikir memuji Tuhan dalam semua keadaan dan ketika.
Firman Allah:
( فا ذكروا الله قيما وقعودا وعلى جنوبكم (سورة النساء : 103)
Maksudnya: "Maka hendaklah kamu menyebut dan mengingati Allah semasa' kamu berdiri dan duduk dan semasa kamu berbaring"(Surah An-Nisa': 103)
.shashu.
Dia lagi, masih...
Cyberjaya, EBM.
21072010.

Monday, July 19, 2010

Funny (that its not Funny...)

funny it is, how life meets us up unexpectedly...
while in the toilet doing some business,
at the beach,
or while waiting for a bus to fetch you home sweet home,
while digging up a hole for your poor fat obese died cat,
or while hanging clothes at the backyard in a hot sunny weather,
while walking to a foodshop or shooping wildly items on sale,
or while chatting with a stranger in a strange land or sitting quietly in a gloomy library,
or when your dad is sick in a supercrazybusy government hospital,
or when you are just sad and moody and bloody,
and it could be when your car broke down, or when its heavily rain like cats and dogs,
or it might be the day you're all brutal and adventurous or goody holly in a tranquil and serena mosque, or when you decided to jog in the park with an iPod stuck like a glue, or when you decided its a bowling day hooray and picnic day owh yeah,

it is funny, how we meet up.
and how we are taken by suprise.

but indeed in Allah's works and plans, there is NO joke!

happening for a purpose
for us to ponder
and think and stir and stir

rethink again
recycle

and not only to stare

but to work on it, to appreciate and DO something!

because this whole world is 'funny'

today you're up and tomorrow you're gone~

Yet to Allah, what is worth is your heart and mind connected
purely to serve Him
and to strive your very best
not more, not less...

;) P14, Monday Morning....

Saturday, July 17, 2010

maruah

cantik sungguh dunia
bila mata hati yang memandang
lihatlah dan amati, saudara-saudaraku, seagama atau tidak..

berbicaralah dengan akal dan kalbumu.
insyaAllah Yang Maha Melihat akan membukakan
dan menyingkap bagimu,
segala jawapan kemusyikilan
atas persoalan demi persoalan
maka terlerailah dengan izinNya
satu demi satu...

jadi, ayuh! Sujudlah pada yang Paling Layak Dipuji, Maha Mulia, Tuhan Yg Menciptakan aku, kau dan kita.

cantik itu di mata ku bila
semuanya ditutup kemas
longgar-longgar dan tidak striking sangat
bersih harum dan juga simple but nice

cantik di mataku
adalah bila kau bersuara
bukan untuk bermegah
tapi suara itu bergema hanya bila perlu
ada malu
tak ada goda dan lemah lembut gemersik semacam
ala, biasa-biasa saja lah kawan
asal boleh difahami dan memahamkan

cantik di mataku
bila ibu ayah
mendidik si kecil kain putih
perihal Quran dan sunnah
sejak azali
bukan diajar masuk Bintang Kecil atau catwalk model
tapi ajarlah masa depan Daulah ISLAMIAH ini
erti amar makruf nahi mungkar

cantik di mataku
waktu kita saling bantu membantu
Tanpa mahu dibalas melainkan ganjaran drpNya
bersangka baik dan juga mendoakan yg terbaik,
juga yang sama-sama mahukan bersama
bawah Redha Allah~

17072010; sri ukay, ampang...

Monday, July 12, 2010

Floria 2010












selepas pulang dari Floria Putrajaya Precint 2
menyaksikan acara flora harmoni tahunan kali ke-3
tiada kata indah yang mampu dibayangkan
kreatifnya manusa, kritisnya kamu semua, kudus benar diri terasa,
melihat ramainya manusia dtg dan pergi,
ada yang berdua, ada yang sekeluarga,
ada yang seorang,
ada yg kerepot, ada yg kontot,
ada berbagai bangsa dan agama.
mungkin berselisih aku ,
dengan seorg doktor, atau polis
atau penjenayah atau pesakit kanser
barangkali berselisih aku
dgn seorg ustazah, atau seorg yg tak tahu mengaji,
dgn seorang bakal mama atau janda beranak lima,
mungkin juga berselisih dgn seorg bakal perdana menteri
atau bakal pembangkang tegar tak kenal erti berhenti,
barangkali berselisih aku dgn bekas banduan atau
seorang gangster mencari makna kehidupan,
atau seorang murid yg bijak membaca kalam atau penuntut Universiti
yang beriya-iya mahu belajar daripada alam,
mungkin barangkali aku berselisih dgn seorg sengsara yang
dambakan bahagia atau seorang ayah yang hilang anak kala
sibuk memerhatikan dunia,
kemungkinan juga aku berselisih dgn mualaf bertuah, menerima
cahaya Ilahi dari Tuhan yg Esa, atau seorang selebriti
yang menyamar menjadi insan biasa,
kebarangkalian, aku berselisih dgn saudara jauh; bau-bau
bachang, atau musuh dalam lipatan pemandangan..
mungkin aku berselisih dgn kenalan lama di zaman aku jahiliah lemah,
atau seorg musafir yg mengembara mencari solusi keretakkan ummah~


mungkin, ya, barangkali tidak...

;)

Saturday, July 10, 2010

idea

slm semua,
sikit hari lagi Rejab akan meniggalkan kita, dan Syaaban pun datang, menghulurkan amaran, ayuh, bersedialah untuk Ramadhan..
bak seorg atlit lari pecut, jika tiada persiapan training, maka jgn harap mahu bergelar juara, bertahan stamina. begitu juga dengan puasa di bulan Ramadhan. bersedialah dgn berlatih puasa dari sekarang.
jika mmg amalan mu berpuasa sunat isnin khamis, Alhamdulilah, moga ramai lagi hamba Allah yg sepertimu, jika tak mampu berbuat begitu sebelum ini, ayuh, kita sama2 mulakan, berpuasalah di bulan Rejab dan Syaaban ini sebelum berlabuhnya Ramadhan mulia...

dan melihat kepada banyaknya sajak2 ana, rasa mahu dibukukan satu hari nanti.. =)

tengoklah, jika Allah izinkan.

=)

Tuesday, July 6, 2010

I.M.U?


A Sacred Conversation
Published on July 6, 2010 by Yasmin Mogahed

There is a time of night when the whole world transforms. During the day, chaos often takes over our lives. The responsibilities of work, school, and family dominate much of our attention. Other than the time we take for the five daily prayers, it is hard to also take time out to reflect or even relax. Many of us live our lives at such a fast pace, we may not even realize what we’re missing.

But there is a time of night when work ends, traffic sleeps, and silence is the only sound. At that time—while the world around us sleeps—there is One who remains awake and waits for us to call on Him.
We are told in the hadith qudsi: “Our Lord descends during the last third of each night to the lower heaven, and says: ‘Is there anyone who calls on Me that I may respond to him? Is there anyone who asks Me that I may give unto him? Is there anyone who requests My Forgiveness that I may forgive him?’” (Bukhari and Muslim)

One can only imagine what would happen if a king were to come to our door, offering to give us anything we want. One would think that any sane person would at least set their alarm for such a meeting. If we were told that at exactly one hour before dawn a check for $10,000,000 would be left at our doorstep, would we not wake up to take it?
Allah subhanahu wa ta`ala has told us that at this time of night, just before dawn, He will come to His servants.
Imagine this.
The Lord of the universe has offered us a sacred conversation with Him. That Lord waits for us to come speak with Him, and yet many of us leave Him waiting while we sleep in our beds. Allah (swt) comes to us and asks what we want from Him. The Creator of all things has told us that He will give us whatever we ask.
And yet we sleep.
There will come a day when this veil of deception will be lifted.
The Qur’an says: “[It will be said], You were certainly in unmindfulness of this, and We have removed from you your cover, so your sight, this Day, is sharp.” (Qur’an 50:22).
On that Day, we will see the true reality.
On that Day, we will realize that two rak`at (units) of prayer were greater than everything in the heavens and the earth. We will realize the priceless check that was left on our doorstep every night as we slept. There will come a day when we would give up everything under the sky just to come back and pray those two rak`at.
There will come a day when we would give up everything we ever loved in this life, everything that preoccupied our hearts and minds, every mirage we ran after, just to have that conversation with Allah. But on that Day, there will be some from whom Allah (swt) will turn away… and forget, as they had once forgotten Him.
The Qur’an says: “He will say, ‘My Lord, why have you raised me blind while I was [once] seeing?’ [Allah] will say, ‘Thus did Our signs come to you, and you forgot them; and thus will you this Day be forgotten.’” (Qur’an, 20:125-126) In Surat al-Mu’minoon, Allah says: “Do not cry out today. Indeed, by Us you will not be helped.” (Qur’an, 23:65)

Can you imagine for a moment what these ayat (verses) are saying?
This is not about being forgotten by an old friend or classmate.
This is about being forgotten by the Lord of the worlds.
Not hellfire. Not boiling water. Not scalded skin. There is no punishment greater than this.And as there is no punishment greater than this, that there is no reward greater than what the Prophet ﷺ describes in the following hadith:
“When those deserving of Paradise would enter Paradise, the Blessed and the Exalted would ask: Do you wish Me to give you anything more? They would say: Hast Thou not brightened our faces? Hast Thou not made us enter Paradise and saved us from Fire? He would lift the veil, and of things given to them nothing would be dearer to them than the sight of their Lord, the Mighty and the Glorious.” [Sahih Muslim]

But one does not need to wait until that Day to know the result of this nighttime meeting with Allah (swt). The truth is, there are no words to describe the overwhelming peace in this life from such a conversation.
One can only experience it to know.
Its effect on one’s life is immeasurable.
When you experience qiyam, the late night prayer the rest of your life transforms. Suddenly, the burdens that once crushed you become light.
The problems that were irresolvable become solved.
And that closeness to your Creator, which was once unreachable, becomes your only lifeline.
I.M.U
I Miss U , U who wakes up just for the sake of Allah's pleasure.
salute!

lesson from stones

GURU: “Mari ku ajarkan mu tentang ikhlas,”
MURID: “Nanti saya ambilkan buku dan pena untuk menulisnya.”
GURU: “Tak payah, bawa sahaja karung guni.”
MURID: “Karung guni?” (seperti tidak percaya.)
GURU: “Mari kita ke pasar!”

Dalam perjalanan ke pasar mereka berdua melalui jalan yang berbatu-batu.
GURU: “Kutip batu-batu yang besar dan masukkan ke dalam guni yang kau bawa itu,”
Tanpa soal, anak muridnya memasukkan batu-batu besar yang mereka temui sepanjang jalan.
MURID: “Cukup?”
GURU: “Belum, isi sampai penuh karung guni itu. Lebih banyak lebih baik.”

Sampai di pasar, mereka berdua tidak membeli apa-apa pun. Gurunya hanya berlegar-legar, melihat-lihat dan kemudiannya mula beredar ke luar.
MURID: “Tok guru, kita tidak beli apa-apa kah?”
GURU: “Tidak. Bukankah karung guni mu telah penuh?”
MURID: “Ya, ya…” (sambil memikul guni yang berat itu kelelahan).
RAKAN LUAR: “Banyak beli barang,” (apabila melihat anak murid itu memikul guni yang berisi penuh dengan batu-batu).
ORANG PASAR: “Wah, tentu mereka berdua ini orang kaya. Banyak sungguh barang yang mereka beli.
Sampai sahaja di tempat tinggal mereka, murid tadi meletakkan guni yang berisi batu-batu tadi.
MURID: “Oh, letih sungguh… apa yang kita nak buat dengan batu-batu ni Tok?”
GURU: “Tak buat apa-apa.”
MURID: “Eh, kalau begitu letih sahajalah saya,”.
GURU: “Letih memang letih, tapi kamu dah belajar tentang ikhlas…”
MURID: “Bagaimana?” tanya anak murid itu kehairanan.
GURU: “Kamu dah belajar apa akibatnya tidak ikhlas dalam beramal.”
MURID: “Dengan memikul batu-batu ini?”
GURU: “Ya. Batu-batu itu umpama amalan yang riyak’. Tidak ikhlas. Orang memujinya seperti orang-orang di pasar tadi memuji banyaknya barang yang kamu beli. Tapi, kamu sendiri tahu itu bukan barang makanan atau keperluan tetapi hanya batu-batu…”
MURID: “Amal yang tidak ikhlas umpama batu-batu ini?”
GURU: “Ya, hanya beratnya sahaja yang terpaksa ditanggung. Dipuji orang, tetapi tidak ada nilainya di sisi Allah. Yang kamu dapat, hanya penat…”
MURID: “Ya, sekarang saya sudah faham apa akibat jika beramal tetapi tidak ikhlas!” ujar murid itu.

Sekarang dia sudah faham apa akibatnya RIYA’ dalam beramal.


Pengajaran:
Ramai manusia tertipu dalam beramal kerana mengharapkan pujian orang. Padahal kata pujian daripada orang-orang itu tidak akan memberi manfaat pun kepadanya pada hari akhirat. Malah, mengharap pujian daripada manusia hanya akan menyebabkan diri terseksa kerana terpaksa hidup dalam keadaan yang bermuka-muka. Rugi benar orang yang tidak ikhlas, terseksa di dunia, terseksa di akhirat.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu melakukan tipu daya (terhadap agama) Allah (dengan perbuatan pura-pura beriman sedang mereka kafir pada batinnya) dan Allah pula tetap membalas tipu daya mereka (dengan membiarkan mereka dalam keadaan munafik). Mereka pula apabila berdiri hendak sembahyang, mereka berdiri dengan malas. Mereka (hanya bertujuan) riak (memperlihatkan sembahyangnya) kepada manusia (supaya disangka bahawa mereka orang yang beriman) dan mereka pula tidak mengingati Allah (dengan mengerjakan sembahyang) melainkan sedikit sekali (jarang-jarang) .”(An-Nisa’: 142)

Pada hal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat dan yang demikian itulah agama yang benar.
(Al-Baiyinah: 5)

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda:
“Yang sangat saya khuatirkan atas kamu ialah syirik yang terkecil." Sahabat bertanya: "Ya Rasullullah, apakah syirik yang kecil itu?"
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Riya’”.


manusia kau dan aku, kita..
berbuatlah semuanya kerana Allah
walau susah
walau nampak mustahil
walau membebankan
berlapang dada lah
kerna kita hidup mesti punya cita-cita yang tinggi menjulang
hidup untuk mati
dan dibangunkan nanti di hari kita akan
dihitung segala amalan..

tak mahu aku memikul batu disangka harta permata
cukup lah Allah bagi ku
yang Maha Mengetahui

Allah hu akhbar!
selamatkan aku, Ya Allah dari menzalimi diriku sendiri.

:shashu, rumah Ampang, 060710:

Hafazah

Dipaparkan maksud sepotong hadith dari Muaz bin Jabal untuk renungan kita bersama:

“Puji dan syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, wahai Muaz!”. Jawabku, “Ya Sayidil Mursalin”.

Sabda Rasulullah SAW., “Sekarang aku akan menceritakan kepadamu, bahawa apabila dihafalkan (diambil perhatian) olehmu akan berguna, tetapi kalau dilupakan (tidak dipedulikan) olehmu maka kamu tidak akan mempunyai hujah di hadapan Allah kelak”.

“Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu menurut kadarnya pintu dan keagungannya.

“Maka malaikat yang memelihara amalan si hamba (malaikat Hafazah) akan naik ke langit membawa amal itu ke langit pertama. Penjaga akan berkata kepada malaikat Hafazah: “Saya penjaga tukang umpat. Lemparkanlah balik amalan ini ke muka pemiliknya kerana saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang umpat”.

“Esoknya naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di langit kedua penjaga pintunya herkata: “Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya sebab dia beramal kerana mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya ditahan amalan ini jangan sampai lepas ke langit yang lain”.
Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit berkata: “Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya kerana dia seorang yang sombong”.
Rasulullah s.a.w. meneruskan sabdanya, “Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit itu berkata, “Lemparkan balik amalan ini ke muka empunyanya. Dia seorang yang ujub (bangga dengan diri sendiri). Allah memerintahkan aku menahan amalan si ujub”.
Seterusnya amalan si hamba yang lulus ke langit kelima dalam keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain tetapi di pintu langit penjaganya berkata:
“Ini adalah amalan tukang hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan balik ke mukanya. Allah tidak terima amalan pendengki dan hasad”.
Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata, “Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melemparkan balik amalan yang indah ini ke muka pemiliknya kerana dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang dapat musibah (mala petaka) dia merasa senang. Sebab itu amalan ini jangan melintasi langit ini”.
Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang dapat lepas hingga ke langit ketujuh. Rupanya bercahaya bagaikan kilat, suaranya bergemuruh. Di antara amalan itu ialah sembahyang, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain.
Tetapi penjaga pintu langit berkata, Saya ini penjaga sum’ah (ingin masyhur). Sesungguhnya si pengamal ini ingin masyhur dalam kumpulan-kumpulan dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dan para pemimpin. Allah memerintahkan padaku agar amalan ini jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih kerana Allah maka itulah riyak. Allah tidak akan menerima dan mengkabulkan orang-orang yang riyak”.

Kemudian malaikat Hafazah jtu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni sembahyang, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan pendiam, zikir pada Allah diiringi malaikat ke langit ke tujuh hingga sampai melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadrat Allah SWT.
Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.
Tetapi firman Tuhan, "Hafazah sekelian, pencatat amal hamba-Ku, Aku adalah pengintip hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas kepada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak boleh menipu Aku. Aku adalah Maha Mengetahui”.
“Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa sahaja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi".
“Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalnya ini?”
“Laknat-Ku tetap padanya”.
Dan ketujuh-tujuh malaikat berserta 3000 malaikat yang mengiringinya pun berkata, “Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekelian bagi mereka”.
Dan semua yang di langit turut berkata, “Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat”.

Sayidina Muaz (yang meriwayatkan hadis ini) kemudian menangis teresak-esak dan berkata,
“Ya Rasulullah, bagaimana aku boleh selamat dr apa yang diceritakan ini?”
Sabda Rasulullah saw., "Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan”.
Muaz bertanya kembali, “Ya, tuan ini Rasulullah sedangkan saya ini hanya si Muaz bin Jabal, bagaimana saya boleh selamat dan boleh lepas dan bahaya tersebut?”
Bersabda Rasullullah, “Ya begitulah, kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain”. “Jangan riyak dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabbur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia dan akhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut kepadamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan, jangan merobekkan peribadi orang lain dengan mulutmu kelak engkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing jahanam”.
Sebagaimana firman Allah yang bermaksud, “Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan manusia”.
Muaz berkata, “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?”
Jawab Rasulullah SAW., “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukuplah untuk menghindar semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci apa yang berlaku kepada orang lain apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar”.



Ya Allah, Hafazah pasti penat membawa amal ku yang palsu..
Peringatkanlah daku, Ya Tuhan, akan peritnya azabMu dan indahnya syurgaMu,
Ya Rab, bantulah hambaMu ini menuju kejayaan...

Sunday, July 4, 2010

sambungan harapan

tanah ini tanah tumpah darahku
tempat aku kenal apa itu dunia, apa itu rumah, jalan raya dan angkasa
tempat aku melangkah menuntut ilmu
berjumpa manusia silih berganti
ada yang baik, ada yang pelik
norma kehidupan
tatkala dunia internet pula menjelma
tanah yang tak pernah dipijak
bisa dilihat dan dirasa hebat kewujudannya ciptaan Allah
namun sikit pun tak dapat merubah kemahuanku terhadap nikmat negaraku
Malaysia


tanah ini tanah tumpah darahku
dari satu kawasan ke pemandangan yang lain
jelajah demi jelajah
ragam demi ragam
kesilapan demi kesilapan
pengajaran demi pengajaran
tanah ini lah guru ku yang senyap
senyap-senyap ubi berisi
kadang badai muncul
lalu akar kekuatan tumbuh subur di dalam jiwa-jiwa kehausan

tanah ini tanah tumpah darahku
inilah ibu dan ayahku hingga ke akhir hayat
namun sayang sebillion kali sayang.
detik daulah Islamiah masih belum tersergam.
dalam doaku aku berbisik pada Raja segala semesta,
berilah kesempatan waktu kita bisa punya undang-undang Islam yang mampu disemai tanpa syak dan ragu.
bila semuanya tunduk pada Islam tanpa konpromi.
bila semuanya hormat pada Islam, pada alim ulama', pada orang berilmu...

tanah ini tanah tumpah darahku,
harapnya Ya Rab, sebelum aku lena lebih panjang,
dapat aku menatap syia'r Islam megah
di tanah kesayanganku ini
tanah tumpah darahku!

:di rumah sahabat, Putrajaya.
Ahad, 4 Julai 2010!

Hasan al-Banna dilahirkan pada 14 October, 1906 di Mesir pada awal abad 20 Masehi. Dalam suku pertama abad 20 Masehi ini dia telah melancarkan satu gerakan Islam yang besar,
yang terkenal dengan nama Ikhwanul Muslimin”.

Hasan al-Banna dan Ikhwanul Muslimin adalah dua nama yang tidak dapat dipisahkan. Begitu bertenaga sekali gerakan tersebut sehingga pengaruhnya bukan saja merebak di Mesir, tetapi telah meresapi seluruh Dunia Arab. Gerakan Ikhwan telah mencetuskan kebangkitan Islam
dan roh Islam di Dunia Arab.
Jika kita betul-betul hendak menghargai segala usaha beliau dan memahami
peribadinya, maka perlulah kita mengenali suasana (keadaan) dan zaman ketika beliau
dilahirkan, dibesarkan dan dididik. Disamping itu, kita juga perlu mengetahui
cabaran-cabaran dalaman dan antarabangsa yang sedang mengancam Mesir ketika
Imam Hasan al-Banna dilahirkan. Sekarang kita akan mengkaji zaman ketika beliau
dilahirkan dan peranan besar yang dimainkan olehnya.
Gerakan Pembebasan - Terbahagi kepada dua kumpulan besar.
Pemberontakan Airabi Pasya gagal pada tahun 1833 Masehi. Kegagalan ini
merupakan satu malapetaka politik yang besar bagi Mesir. Peristiwa tersebut
menimbulkan ketakutan dan kekecewaan diseluruh negara Mesir. Lantaran itu, Mesir
dilanda pertikaian disegi akhlak dan kefahaman (ideologi). Orang ramai berasa takut
bila nama gerakan pembaharuan atau politik disebut. Keadaan ini berlarutan sehingga
permulaan abad 20 Masehi. Akhirnya sebuah pertubuhan belia Mesir telah ditubuhkan
untuk memupuk kesedaran kepada rakyat Mesir. Mereka melancarkan gerakan
menentang British.

Para pemuda ini tergolong ke dalam dua kumpulan.
Kumpulan pertama memiliki semangat Islam.
Kumpulan yang kedua pula menggunakan cara berlainan. Cogan kata mereka ialah “Kebangsaan Mesir”. Dasar perjuangan kumpulan kedua ini bertentangan dengan kumpulan pertaina yang
berlandaskan nilai-nilai Islam serta menyebelahi Kerajaan Turki Bani Othmaniah.



Kumpulan Pertama
Kumpulan pertama cintakan Islam dan tanah air. Kumpulan ini diwakili oleh
pertubuhan “Al Hizbul Watani” yang dipirnpin oleh Mustaffa Kamal, seorang yang
bijak bersyarah. Beliau memupuk semangat kebangsaan yang berdasarkan Islam di
hati orang orang Mesir. Beliau tidak menganggap agama dan semangat kebangsaan
itu bertentangan antara satu sama lain. Cogan katanya ialah “Agama (Deen) dan tanah air adalah saudara kembar yang tidak boleh dipisahkan.” Kumpulan ini membayangkan kecintaan mereka kepada tanah air umparna seorang kekasih memuji orang yang dicintainya. Inilah yang dibayangkan oleh penyair terkenal, Ghayati dan Muharram melalui syair-syair mereka. Di antara pernimpin-pemimpin kumpulan ini
ialah dua orang ulama' yang bernama Muhammad Farid Wajdi dan Abdul Aziz
Jawesh.
Kegiatan kumpulan ini telah menimbulkan kebimbangan dipihak penjajah
British dan Raja Mesir. Muhammad Farid Wajdi dan Abdul Aziz Jawesh telah
dipenjarakan kerana menulis huraian mengenai kumpulan syair karya Ghayati.



Kumpulan Kedua
Kumpulan kedua terdiri daripada para pejuang fahaman kebangsaan yang
mulhid (atheis). Dasar perjuangan mereka bertentangan dengan dasar perpaduan dan
persaudaraan Islam. Golongan ini tidak suka orang ramai mencorakkan kehidupan
mereka menurut dasar-dasar Islam. Kumpulan ini menegakkan fahaman kebangsaan
Mesir. Fahaman kebangsaan mereka adalah salah kerana mereka menjaga
kepentingan negara mereka saja tanpa mempedulikan segala masalah yang menimpa negara-negara Islam yang lain.
Mereka menyungkil kembali ciri-ciri sejarah Mesir kuno untuk memperkukuhkan fahaman kebangsaan mereka tadi. Bahkan mereka
mengaitkan sejarah mereka dengan sejarah para Firaun. Mereka menganggap
perjuangan menegakkan fahaman kebangsaan Mesir adalah satu perjuangan yang baik
walaupun terpaksa mengorbankan kepentingan-kepentingan lain. Walaupun kumpulan
ini bersatu atas dasar fahaman kebangsaan Mesir, tetapi sebenamya mereka berpecah
pula kepada dua ranting berdasarkan kepada perbezaan pemikiran dan pendapat...
(dipetik dari buku bertajuk Detik-detik Hidupku)

muhasabah

berbicara dengan ketidakpastian

jodoh, rezeki, maut...

siapa, di mana, bila...

tak mengapa.

bersiap siaga saje lah, hambaNya.

kerna hambaNya layak diuji!

im doing my very best. seperti si pelat kecil baru mengenal dunia, melangkah dan berlari terus berlari.

life must go on, shashu! and dis time, change. change to become the change that u want!